Kembali ke Daftar Tulisan
Broken Windows – Epidemi Penyebaran Kejahatan
Jika jendela sebuah rumah pecah namun dibiarkan saja, siapa pun yang lewat cenderung menyimpulkan bahwa rumah itu tidak berpenghuni. Dalam waktu singkat, akan ada lagi jendelanya yang pecah, dan belakangan berkembang anarki yang menyebar ke sekitar tempat itu.
Tandem kriminolog James Q. Wilson dan George Kelling adalah orang-orang yang pertama kali mencetuskan konsep “Broken Windows” tersebut. Mereka berpendapat bahwa kejahatan bersifat menular, berawal dari awal yang remeh-remeh yang kemudian menyebar seperti epidemi menjadi kejahatan-kejahatan berat yang serius. Pemalak dan penodong, entah amatiran atau profesional, percaya bahwa peluang mereka untuk tertangkap atau diadukan ketika beroperasi di jalanan berkurang bila mereka memberikan ancaman yang cukup kepada calon korban. Jika masyarakat di suatu tempat tidak mampu mengatasi pemalak yang beroperasi di jalanan, pencuri dan perampok pun akan berkesimpulan bahwa orang di situ tidak akan langsung menghubungi polisi atau mengadukan mereka andai kata kejahatan itu mereka laksanakan.
Pada tahun 1980-an, David Gunn diangkat sebagai direktur baru NYTA. Pada masa itu banyak pejabat yang menganjurkan agar Gunn tak usah pusing soal corat-coret di gerbong kereta. Mencemaskan masalah corat-coret saat NYTA nyaris bangkrut ibaratnya sama konyolnya dengan mengepel geladak kapal Titanic ketika kapal mewah itu hampir membentur gunung es. Namun Gunn dan timnya tetap kukuh pada rencana awal.
Anak-anak vandal akan datang pada malam pertama untuk memoles cat dasar. Pada malam kedua, mereka membuat sketsa dan barulah pada malam ketiga mereka membubuhkan catnya. David Gunn dan timnya yang mengetahui hal tersebut menunggu hingga aktivitas coret-coret itu selesai dan langsung membersihkan cat-cat di gerbong begitu anak-anak vandal itu pergi.
David Gunn berkomentar: "Kalian boleh saja menghabiskan waktu tiga malam untuk menggambari kereta ini. Tapi tidak ada yang akan melihat karya kalian, karena kami akan menghapusnya." Ia juga menambahkan, "Apabila anda ingin membenahi organisasi ini (NYTA) berikut moralnya, anda harus mampu mengalahkan aksi corat-coret. Sebelum memenangkan perang ini, semua reformasi manajemen dan perbaikan fisik akan sia-sia belaka. Kita ingin menambahkan kereta-kereta baru yang harga per buahnya sekitar 10 juta dolar, namun kecuali kita mampu berbuat sesuatu untuk melindungi kereta-kereta itu, kita tahu apa yang akan terjadi kemudian. Kereta-kereta baru itu hanya akan berumur satu hari dan selewat itu yang terjadi adalah vandalisme."